RESPIRASI
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Respirasi harus berlangsung pada setiap sel yang hidup aktif untuk mempertahankan kehidupannya disamping tumbuhan, binatang pun berespirasi. Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun, seperti kita ketahui,respirasi lebih sekedar pertukaran gas secara sederhana., yaitu senyawa dioksida menjadi CO2. Sedangkan O2 yang diserap dioreduksi membentuk H2O (Fither and Hay, 1999).
Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O. Tujuan respirasi adalah untuk mendapatkan energy melalui proses glikolisis.
Pada respirasi sel, oksigen terlibat sebagai reaktan bersama bahan bakar organic dan menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energy utamanya ATP. ATP (adenosintrifosfat) memiliki energy untuk aktifitas sel seperti melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot, dang mengangkut biomolekul atau ion melalui membrane menuju daerah berkonsentrasi lebih tinggi. Secara Rantai transport electron menerima electron dari produk hasil perombakan glikolisis dan siklus Krebs dan mentransfer electron dari satu molekul ke molekul lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian transport electron?
2.Apa saja molekul pemindah electron dan proton?
3.Apa yang dimaksud Jalur Pentosa Posfat?
4.Apa factor-faktor yang mempengaruhi respirasi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Transpor Elektron
Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilase oksidatif dan siklus krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalahmolekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.
Rantai pemindahan electron mengandung empat kompleks protein dan dua pengemban electron yang bersifat mobil.hasil akhir perpindahan electron dari NADH dan FADH2 ke oksigen membentuk air.
Pada sistem transport electron ini, oksigen adalah akseptor electron yang terakhir , setelah menerima electron , O2 akan bereaksi dengan H+ membentuk H2O. pada sistem ini dihasilkan 34 ATP. Jadi total ATP yang dihasilkan dari respirasi seluler adalah sebagai berikut:
Secara tidak langsung secara Lewat sistem transport elektron langsung
Glikolisis 2 NADH2 = 6 ATP 2 ATP
Reaksi antara 2 NADH2 = 6 ATP
Siklus Krebs 6 NADH2 = 18 ATP 2 ATP
2 FADH2 = 4 ATP
------------------------------------ ------------------
34 ATP 4 ATP
Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiapoksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasilglikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukantranspor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.
2.2 Jalur Pentosa Posfat
Setelah tahun 1950, para ahli fisiologi tumbuhan secara bertahap mulai menyadari bahwa glikolisis dan daur Krebs bukan lah satu-satunya reaksi tumbuhan dalam memperoleh energy dari oksidasi gula menjadi karbon dioksidasi air. Karena senyawa antaranya adalah glukosa fosfat lima-karbon, maka rangkaian reaksi alternatif tersebut disebut lintasan pjalur pentose fosfat.JPF dapat dianggap jalur alternatif menuju senyawa yang akan dirombak oleh glikolisis. Reaksi-reaksi ini dipacu oleh:
1. Enzim transketolase ; mengkatalisis 2 karbon dari ketosa (donor) ke aldosa (akseptor)
2. Enzim transaldolase ; mengkatalisis 3 karbon dari suatu ketosa ke suatu aldosa
Fungsi Jalur Pentosa Fosfat yaitu:
1. Pentosa 5 fosfat digunakan untuk membuat RNA, DNA, dan beberapa koenzim seperti ATP, NADH, FADH2 dan Koenzim A.
2. Menghasilkan ribulosa-5-P yang merupakan bahan baku unit ribosa dan deoksiribosa pada nukleotida pada RNA dan DNA
2.3 Faktor yang mempengaruhi laju respirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat di bedakan menjadi dua bagian yakni: faktor internal dan faktor eksternal. Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 100C, namun hal ini tergantung pada masing- masing spesies.
2. Ketersediaan substratting dalam melakukan respirasi.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
3. Kadar O2 diudara
Pengaruh kadar O2 dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi ini akan berbeda-beda tergantung pada Macam jaringan. Tetapi meskipun demikian makin tinggi kadar O2 di atmosfir makin tinggi kecepatan respirasinya. Namun perlu di ingat bahwa pada umumnya variasi dari kadar O2 atmosfir adalah terlalu kecil untuk dapat mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kecepatan respirasi. Biasanya jika perubahan kadar O2 atmosfer kurang dari 5% dari kadar O2 atmosfer yang biasanya maka pengaruh terhadap kecepatan respirasi adalah kecil(dapat di abaikan).
4. Kurangnya konsentrasi CO2 di udara
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
5. Enzim
Enzim-enzim yang aktif dalam respirasi
1. Transposporilase
- Memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke lainnya
- Dibantu ion-ion Mg2+ pada jalur glikolisis
2. Desmolase
Berperan dalam pemindahan atau penggabungan ikatan karbon spt aldolase dalam pemecahan fruktosa mjd gliseraldehida dan dihidroksiaseton
3. Karboksilase
Mengubah asam organik secara bolak-balik
4. Dehidrase
- Menambahkan atau mengurangkan air dari senyawa tanpa menguraikan senyawa
- contohnya: Enolase, fumarase, akonitase
BAB IV
PENUTUPI
4. Kesimpulan
Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis,dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalahmolekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.Rantai transpor elektron membawa baik proton maupun elektron.
Mengangkut proton dari donor ke akseptor, dan mengangkut proton melawati membran. Proses inimenggunakan molekul yang larut dan terikat pada molekul transfer.
Pada mitokondria, elektronditransfer dalam ruang antarmembran menggunakan protein transfer elektron sitokrom c yanglarut dalam air. Ia hanya mengangkut elektron, dan elektron ini ditransfer menggunakan reduksidan oksidasi atom besi yang terikat pada protein pada gugus heme strukturnya. Sitokrom c jugaditemukan pada beberapa bakteri, di mana ia berlokasi di dalam ruang periplasma.
Daftar Pustaka
http://sukabio.wordpress.com/2009/07/30/transpor-elektron/
http://www.scribd.com/doc/40541303/Transport-Elektron
biologigonz.blogspot.com/2009/12/sistem-transport-elektron.htmlhalimah-arni.blogspot.com/2010/.../sistem-rantai-traspor-elektron
edukasi.net/index.php?mod=script&cmd.../view&id=348
Tidak ada komentar:
Posting Komentar